Bekerja sama dengan pemerintah kabupatan/kota, pariwisata Aceh telah dikemas dalam sebuah branding baru, “The Light of Aceh”
atau “Cahaya Aceh”. Ini merefleksikan semangat bagi seluruh masyarakat
yang disatukan melalui Syariat Islam yang Rahmatan lil ‘alamiin, sebagai
cahaya benderang yang mengajak pada nilai-nilai kebaikan, kemakmuran,
dan memberikan manfaat serta kebaikan bagi semua pihak.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Drs Reza Fahlevi M.Si, mengemas ulang pariwisata Aceh ini sangatlah penting, dengan menyesuaikan pada kekhasan dan kekhususan Aceh sebagai provinsi yang menjalankan syariat Islam.
“Ini merupakan strategi kita dalam memasarkan pariwisata Aceh. Dengan branding baru ini, semakin memperjelas positioning kita,” kata Reza Fahlevi.
Dengan adanya positioning, pariwisata Aceh punya citra yang kuat, apalagi jika menonjolkan ciri khas tertentu, yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Dalam jangka pendek, Reza juga berharap Aceh terpilih sebagai World’s Best Halal Cultural Destination. Kompetisi tingkat nasional dimulai pada 9-26
Agustus 2016, sedangkan kompetisi tingkat internasional pada September 2016.
Pemilihan destinasi halal ini akan dilakukan melalui pemungutan suara (vote) secara daring (online). Oleh karenanya, Reza berhadap adanya dukungan seluruh stakeholder, agar prestasi tersebut bisa diraih.
“Kami mohon dukungan masyarakat dan stakeholder terkait, khususnya para komunitas yang terlibat secara aktif di media daring, seperti narablog (blogger), pegiat media sosial dan hobi, serta travellers untuk mempromosikan Aceh, dimana nantinya pemilihan destinasi halal akan dilakukan melalui pemungutan suara (vote) secara online,” tambah Reza.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Drs Reza Fahlevi M.Si, mengemas ulang pariwisata Aceh ini sangatlah penting, dengan menyesuaikan pada kekhasan dan kekhususan Aceh sebagai provinsi yang menjalankan syariat Islam.
“Ini merupakan strategi kita dalam memasarkan pariwisata Aceh. Dengan branding baru ini, semakin memperjelas positioning kita,” kata Reza Fahlevi.
Dengan adanya positioning, pariwisata Aceh punya citra yang kuat, apalagi jika menonjolkan ciri khas tertentu, yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Dalam jangka pendek, Reza juga berharap Aceh terpilih sebagai World’s Best Halal Cultural Destination. Kompetisi tingkat nasional dimulai pada 9-26
Agustus 2016, sedangkan kompetisi tingkat internasional pada September 2016.
Pemilihan destinasi halal ini akan dilakukan melalui pemungutan suara (vote) secara daring (online). Oleh karenanya, Reza berhadap adanya dukungan seluruh stakeholder, agar prestasi tersebut bisa diraih.
“Kami mohon dukungan masyarakat dan stakeholder terkait, khususnya para komunitas yang terlibat secara aktif di media daring, seperti narablog (blogger), pegiat media sosial dan hobi, serta travellers untuk mempromosikan Aceh, dimana nantinya pemilihan destinasi halal akan dilakukan melalui pemungutan suara (vote) secara online,” tambah Reza.
Tentang Wisata Halal
Bicara wisata halal, khususnya Aceh punya beberapa peluang dan kesempatan dalam memperjelas positioning serta arah dalam mengemas branding baru “The Light of Aceh”, inilah beberapa poin penting:- Di bidang pariwisata, Aceh mempertegas posisinya sebagai destinasi wisata halal di Indonesia.
- Wisata dan gaya hidup halal telah menjadi trend global, wisatawan non-muslim juga dapat menikmati jenis wisata ini.
- Sebagai negeri yang semua sendi kehidupan berlandaskan syariat Islam, termasuk pariwisata, Aceh punya branding kuat mewujudkan destinasi wisata halal.
- Kementerian Pariwisata RI tahun ini menominasikan Aceh sebagai salah satu destinasi wisata halal dunia.
- Sebagai daerah yang punya potensi besar di bidang pariwisata, pemerintah Aceh menjadikan pariwisata sebagai leading sector pasca era minyak dan gas, sehingga dapat menggeliatkan roda ekonomi masyarakat.
Sumber: Disbudpar Aceh (http://disbudpar.acehprov.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar