Minggu, 07 Desember 2008

Selamat Lebar Idul Adha ya...

Mumpung lebaran, Selamat Lebaran Idul Adha ya..
belajar berbagi dengan sesama

Bakpia Sabang, Lon Sayang

Satu lagi penemuan penting di Kota Sabang dan kini menjadi oleh-oleh yang wajib kalo datang ke Sabang. Pada penasaran kan?
Yup!, Bakpia Sabang. Kok Bakpia? Karena orang Sabang senang berlibur. Oke, ngga nyambung jawabannya.

Kalau ditanya Bedanya Bakpia Sabang dengan Bakpia Jogja :
  1. Bakpia Jogja isinya macam-macam, kalo Bakpia Sabang Cuma satu macam, kacang Hijau.
  2. Bakpia Jogja isinya kacang hijau kering, Bakpia Sabang isinya kacang hijau basah, jadi rasanya gimana gitu.
  3. Bakpia Jogja adanya di Jogja, Bakpia Sabang Cuma adanya di Sabang.
  4. Kalau pulang dari Jogja nanyanya, ‘bawa pulang oleh-oleh ngga?’, Kalo pulang dari Sabang nanyanya,’bawa pulang Bakpia Sabang ngga?.’
Ayo,kunjungi Sabang sekarang!
Kita jalan ke tempat menarik lainnya di Kota Sabang.

Perahu di Lampulo

Obyek wisata pasca tsunami yang menarik ada di Lampulo, kurang lebih 10-15 menit dari Kota Banda Aceh, kalo naik kendaraan. Heran sekali memang, perahu yang besar bisa nyangkut di atas rumah. Subhanallah, Ga kebayang betapa dahsyadnya kekuatan tsunami yang terjadi pada tanggal 24 Desember 2004.
Perahu ini menyelamatkan kurang lebih 50 orang, WOW, jumlah yang cukup banyak untuk sebuah perahu sebesar itu.
Perahu ini sekarang menjadi obyek wisata pasca tsunami di Kota Banda Aceh, sudah dipagari, ada beberapa catatan di sebuah monument, dan ada tangga yang dibangun hingga kita bisa melihat dengan dekat perahu tersebut. Semoga dengan berkunjung kesini bisa menjadi peringatan buat kita semua, bahwa yang terjadi di Bumi dan di Langit sudah ada yang mengatur. Jadi kita berhati-hati untuk bertindak.
Subhanallah, How Great of Allah
Menarik ya?
Ayo,Jak Lom U Aceh!
Kita jalan ke tempat menarik lainnya di Banda Aceh.

Jumat, 05 Desember 2008

Air Terjun Alue Napay

Ada satu tempat di Peusangan Selatan yang beberapa puluh meter lagi akan berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah ada AIR TERJUNNYA.
Lokasi ini memang terisolir dan tak terjamahkan, bahkan olah orang-orang peusangan sendiri tak tau kalau di kampung Kaye Ciret sana ada Air terjun. Lokasi ini ditemukan oleh orang-orang pencari Rotan dan Boh Jernang (semacam buah rotan yang kalau dijadikan tepung akan bernilai lebih 600ribu rupiah/kg) rimba raya tuhan itu.
Untuk menempuh lokasi itu tak sulit karena ada jalan dan sering dilewati Truk Angkut Balok dan truk angkut buah kelapa sawit milik Toke Haji Subar waktu itu.
Karena penasaran ingin lihat langsung apa benar air terjun itu ada atau hanya sekedar omong orang kampung belaka, Kami (Saya, Tauris Mustafa mantan anak panjat gunung IAIN, Andi Irawan Redaktur Aceh Independen, Roni Purnama wartawan HA, Azhar Umar, Bang John dan Zulfikar yang menjadi Caleg 2009 dari PRA di Bireuen dan juga yang jadi model di Cover Buku ACEH PUNGO yang lagi saya garap adalah sisa foto waktu kami mendaki bukit).
Perjalan itu pas tanggal 17 Agustus 2006 kami berada di Lokasi AIR TERJUN itu yang bernama Alue Napay.
Perjalan kami itu juga dapat support dari BAPEDDA bireuen yang waktu itu dijabat oleh pak Razuardi Ibrahim juga dipinjami GPS untuk mencatat lokasi dan tinggi Air terjun itu sekitar lebih dai 40 meter, tinggi ya. Debit airnya yang jatuh sudah jadi koral selebar 10 x 10 meter. (Fauzan Yusuf)

Kamis, 04 Desember 2008

Pantai Kasih

Memang tidak banyak atraksi wisata yang ditawarkan di pantai ini, tetapi keindahan dan lokasi yang dekat dengan pusat Kota Sabang yang membuat Pantai Kasih patut dikunjungi bagi wisatawan yang datang ke Kota Sabang.
Pasir Putih, view yang indah, suasana tenang, dekat dengan pusat Kota Sabang cukup jalan kaki 5 menit.
Manthat that! (Mantap Banget!)

Minggu, 30 November 2008

Lon, Galak Mie Jalak!

Wisata Kuliner di Kota Sabang banyak sekali, kali ini saya akan membahas tentang Mie Jalak. Mie Jalak ini adanya di Toko Pulau Indah Jalan Perdagangan, Kota Sabang. Yang menarik, rasanya mie ini, simpel, tapi nendang banget..

Ada daging yang dipotong kecil-kecil serupa dadu, kuahnya yang bening, dan pastinya mienya. (ya, namanya juga Mie Jalak).
Harganya Rp. 8.000,- kalau tambah telur jadi Rp. 10.000,- sebanding dengan rasanya.

Kalo saya bilangnya, ‘Ajieb’. Nikmatnya Sabang..
Biasanya Mie Jalak selalu ramai dikunjungi. Puncaknya pada weekend, sabtu, minggu dan senin, eh senin weekend ngga ya. Tapi, kalo sudah hari ini, kudu siap-siap ngantri dan harap-harap cemas tidak kebagian. Siapapun yang dating ke Sabang musti, kudu, wajib nyoba ni Mie Jalak.

“Lon, Galak Mie Jalak!”

Comic Sabang City (Weh Island)

It goes without saying (Hana sapeue peugah lee)...

Taman Burung Merpati (Pigeon Park)

Ada banyak obyek wisata di Kota Sabang, tapi untuk kali ini saya akan mengajak kamu ke salah satu tempat favorite saya. Namanya taman burung.
Dulu ketika saya kecil taman ini hanya berupa taman segitiga yang dikelilingi oleh pohon cemara yang besar, oke kita tidak akan membahas pohon tersebut karena sekarang pohonnya sudah tumbang. Yang sangat menarik di taman ini kita bisa melihat burung merpati, tidak hanya 1 atau 5 ekor burung tapi ada puluhan hingga ratusan ekor burung merpati di taman ini. Burung-burung merpati ini memang dikembangbiakan dan dipelihara oleh pemerintah.
Di taman ini disediakan kandang burung yang menyerupai miniature rumoh aceh (rumah aceh) lengkap dengan ukiran-ukirannya. Taman ini juga dilengkapi kursi untuk bersantai-santai, air mancur dan tata tanaman yang hijau, menarik ya?lebih menarik lagi, kita bisa bercengkrama dengan ratusan burung merpati ini dengan membawa makanannya seperti padi, beras ataupun roti. Jadi ngga perlu jauh-jauh ke eropa kalo ingin bercengkrama dengan banyak burung merpati. Menarik bukan?


Ayo,kunjungi Sabang sekarang!
Kita jalan ke tempat menarik lainnya di Kota Sabang.

Jumat, 28 November 2008

Tugu KM 0

Sesuai pengukuran para ahli dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), tugu tersebut berdiri di daratan terluar Kepulauan Nusantara. Tugu Kilometer Nol berada di ujung barat Pulau Weh. Tugu ini berjarak sekitar 29 kilometer dari pusat Kota Sabang dan berada di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya. Jalan menuju tugu Km 0 sudah berupa jalanan beraspal dan dikelilingi oleh hutan lindung, dan bila kamu beruntung bisa melihat burung Nikobar yang katanya berasal dari Pulau Nikobar.

Untuk menuju kesana kamu bisa menyewa angkutan umum yang berada di Iboih atau di Gapang. Namun bila ingin menikmati perjalanan kesana dengan berjalan kaki bisa juga, cukup 2 jam perjalanan saja dari Pantai Iboih. Di sebelah barat tugu Km 0 sudah lautan lepas yaitu Samudera Hindia. Apabila kamu ingin bepergian ke India, sediakan perahu dan makanan yang cukup, tunggu beberapa hari maka kamu akan sampai ke Negara India. Tapi jangan berharap terlalu banyak akan disambut oleh tari-tarian seperti di film-film india, karena akan ditangkap Polisi India. ^-^. Menarik bukan, tetapi aku tidak merekomendasikan lho ya.
Tugu Kilometer Nol memiliki tinggi 22,5 meter dan berwarna putih. Di puncak tugu terdapat angka nol yang dipegang erat oleh burung garuda. Hal ini perlu dilakukan karena apabila tidak erat akan meletus seperti balon hijau. Tugu ini termasuk kedalam katagori wisata yang ekslusif, karena tidak semua orang bisa datang ke titik nol Indonesia, oleh karena itu wisatawan atau kamu yang datang ke tempat ini bisa mendapatkan sertifikat kenang-kenangan yang menarik hati dan bisa dibanggakan kepada teman-temanmu.^-^

Sertifikat 0 Km Indonesia

Ayo,kunjungi Sabang sekarang!
Kita jalan ke tempat menarik lainnya di Kota Sabang.

Sejarah Nama Sabang dan Pulau Weh

Berbicara mengenai sejarah, nama Sabang sendiri berasal dari bahasa arab, Shabag yang artinya gunung meletus. Mengapa gunung meletus? mungkin dahulu kala masih banyak gunung berapi yang masih aktif di Sabang, hal ini masih bisa dilihat di gunung berapi di Jaboi dan Gunung berapi di dalam laut Pria Laot.
Sekitar tahun 301 sebelum Masehi, seorang Ahli bumi Yunani, Ptolomacus berlayar ke arah timur dan berlabuh di sebuah pulau tak terkenal di mulut selat Malaka, pulah Weh! Kemudian dia menyebut dan memperkenalkan pulau tersebut sebagai Pulau Emas di peta para pelaut.
Pada abad ke 12, Sinbad mengadakan pelayaran dari Sohar, Oman, jauh mengarungi melalui rute Maldives, Pulau Kalkit (India), Sri Langka, Andaman, Nias, Weh, Penang, dan Canton (China). Sinbad berlabuh di sebuah pulau dan menamainya Pulau Emas, pulau itu yang dikenal orang sekarang dengan nama Pulau Weh.
Sedangkan Pulau Weh berasal dari kata dalam bahasa aceh, ”weh” yang artinya pindah, menurut sejarah yang beredar Pulau Weh pada mulanya merupakan satu kesatuan dengan Pulau Sumatra, karena sesuatu hal akhirnya Pulau Weh, me-weh-kan diri ke posisinya yang sekarang. Makanya pulau ini diberi nama Pulau Weh.

Peta Sabang Tempo Doeloe

Ada cerita yang aku dengar dari temanku, Radzie yang mendengar dari warga di Gampong Pie Ulee Lheueh, Pulau Weh sebelumnya bersambung dengan Ulee Lheue. Ulee Lheue di Banda Aceh sebenarnya adalah Ulee Lheueh (yang terlepas). Beredar kabar juga Gunung berapi yang meletus dan menyebabkan kawasan ini terpisah. Seperti halnya Pulau Jawa dan Sumatera dulu, yang terpisah akibat Krakatau meletus.

Menurut teman-teman yang berasal dari luar nanggroe (LN), pulau weh terkenal dengan pulau we tanpa h. ada yang berfikiran kalau pulau weh diberi nama pulau we karena bentuknya seperti huruf W. hah?!!kamu juga berpikir seperti itu?ngga salah juga sech.
Yang paling penting bagi sejarah Pulau Weh adalah sejak adanya pelabuhan di Kota Sabang. Sekitar tahun 1900, Sabang adalah sebuah desa nelayan dengan pelabuhan dan iklim yang baik. Kemudian belanda membangun depot batubara di sana, pelabuhan diperdalam, mendayagunakan dataran, sehingga tempat yang bisa menampung 25.000 ton batubara telah terbangun. Kapal Uap, kapal laut yang digerakkan oleh batubara, dari banyak negara, singgah untuk mengambil batubara, air segar dan fasilitas-fasilitas yang ada lainnya, hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya bangunan-bangunan peninggalan Belanda. Sebelum Perang Dunia II, pelabuhan Sabang sangat penting dibanding Singapura. Namun, di saat Kapal laut bertenaga diesel digunakan, maka Singapura menjadi lebih dibutuhkan, dan Sabang pun mulai dilupakan.
Pada tahun 1970, pemerintahan Republik Indonesia merencanakan untuk mengembangkan Sabang di berbagai aspek, termasuk perikanan, industri, perdagangan dan lainnya. Pelabuhan Sabang sendiri akhirnya menjadi pelabuhan bebas dan menjadi salah satu pelabuhan terpenting di Indonesia. Tetapi akhirnya ditutup pada tahun 1986 dengan alasan menjadi daerah yang rawan untuk penyelundupan barang.

Jendral Besar VOC, JP.Coen ketika di Sabang

Ayo,kunjungi Sabang sekarang!
Kita jalan ke tempat menarik lainnya di Kota Sabang.

Kota Sabang (Pulau Weh)

Kota Sabang, kota paling barat Indonesia menurut pengukuran para ahli dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Kota Sabang berada di Pulau Weh. Walaupun masih ada lagi pulau terbarat, yaitu Pulau Rondo, akan tetapi sewaktu pengukuran 0 km, pulau Rondo belum kebagian penduduk alias tidak berpenghuni, maka ditetapkanlah Pulau Weh sebagai pulau paling barat Indonesia dan Kota Sabang sebagai daerah administrasinya. Maka terciptalah lagu dari Sabang sampai Merauke. ^-^

Agam Inong Provinsi NAD kita semua

Assalammualaikum Hae Rakan..saleuem aneuek Nanggroe!
buat siapa aja yang mau datang, sudah ataupun sedang ada di Aceh boleh lah memanfaatkan blog ini sebaik-baiknya. karena Agam Inong Duta Wisata Nanggroe Aceh Darussalam adalah kita semua..
Yang mau berbagi cerita bisa, kirimkan email tulisan dan foto ke agam.hijrah@gmail.com
ditunggu ya!!
Teurimong geunaseh!