Minggu, 07 Desember 2008
Bakpia Sabang, Lon Sayang
Yup!, Bakpia Sabang. Kok Bakpia? Karena orang Sabang senang berlibur. Oke, ngga nyambung jawabannya.
- Bakpia Jogja isinya macam-macam, kalo Bakpia Sabang Cuma satu macam, kacang Hijau.
- Bakpia Jogja isinya kacang hijau kering, Bakpia Sabang isinya kacang hijau basah, jadi rasanya gimana gitu.
- Bakpia Jogja adanya di Jogja, Bakpia Sabang Cuma adanya di Sabang.
- Kalau pulang dari Jogja nanyanya, ‘bawa pulang oleh-oleh ngga?’, Kalo pulang dari Sabang nanyanya,’bawa pulang Bakpia Sabang ngga?.’
Kita jalan ke tempat menarik lainnya di Kota Sabang.
Perahu di Lampulo
Perahu ini menyelamatkan kurang lebih 50 orang, WOW, jumlah yang cukup banyak untuk sebuah perahu sebesar itu.
Perahu ini sekarang menjadi obyek wisata pasca tsunami di Kota Banda Aceh, sudah dipagari, ada beberapa catatan di sebuah monument, dan ada tangga yang dibangun hingga kita bisa melihat dengan dekat perahu tersebut. Semoga dengan berkunjung kesini bisa menjadi peringatan buat kita semua, bahwa yang terjadi di Bumi dan di Langit sudah ada yang mengatur. Jadi kita berhati-hati untuk bertindak.
Kita jalan ke tempat menarik lainnya di Banda Aceh.
Jumat, 05 Desember 2008
Air Terjun Alue Napay
Lokasi ini memang terisolir dan tak terjamahkan, bahkan olah orang-orang peusangan sendiri tak tau kalau di kampung Kaye Ciret sana ada Air terjun. Lokasi ini ditemukan oleh orang-orang pencari Rotan dan Boh Jernang (semacam buah rotan yang kalau dijadikan tepung akan bernilai lebih 600ribu rupiah/kg) rimba raya tuhan itu.
Untuk menempuh lokasi itu tak sulit karena ada jalan dan sering dilewati Truk Angkut Balok dan truk angkut buah kelapa sawit milik Toke Haji Subar waktu itu.
Karena penasaran ingin lihat langsung apa benar air terjun itu ada atau hanya sekedar omong orang kampung belaka, Kami (Saya, Tauris Mustafa mantan anak panjat gunung IAIN, Andi Irawan Redaktur Aceh Independen, Roni Purnama wartawan HA, Azhar Umar, Bang John dan Zulfikar yang menjadi Caleg 2009 dari PRA di Bireuen dan juga yang jadi model di Cover Buku ACEH PUNGO yang lagi saya garap adalah sisa foto waktu kami mendaki bukit).
Perjalan itu pas tanggal 17 Agustus 2006 kami berada di Lokasi AIR TERJUN itu yang bernama Alue Napay.
Perjalan kami itu juga dapat support dari BAPEDDA bireuen yang waktu itu dijabat oleh pak Razuardi Ibrahim juga dipinjami GPS untuk mencatat lokasi dan tinggi Air terjun itu sekitar lebih dai 40 meter, tinggi ya. Debit airnya yang jatuh sudah jadi koral selebar 10 x 10 meter. (Fauzan Yusuf)
Kamis, 04 Desember 2008
Pantai Kasih
Minggu, 30 November 2008
Lon, Galak Mie Jalak!
Harganya Rp. 8.000,- kalau tambah telur jadi Rp. 10.000,- sebanding dengan rasanya.
Biasanya Mie Jalak selalu ramai dikunjungi. Puncaknya pada weekend, sabtu, minggu dan senin, eh senin weekend ngga ya. Tapi, kalo sudah hari ini, kudu siap-siap ngantri dan harap-harap cemas tidak kebagian. Siapapun yang dating ke Sabang musti, kudu, wajib nyoba ni Mie Jalak.
“Lon, Galak Mie Jalak!”
Taman Burung Merpati (Pigeon Park)
Dulu ketika saya kecil taman ini hanya berupa taman segitiga yang dikelilingi oleh pohon cemara yang besar, oke kita tidak akan membahas pohon tersebut karena sekarang pohonnya sudah tumbang. Yang sangat menarik di taman ini kita bisa melihat burung merpati, tidak hanya 1 atau 5 ekor burung tapi ada puluhan hingga ratusan ekor burung merpati di taman ini. Burung-burung merpati ini memang dikembangbiakan dan dipelihara oleh pemerintah.
Di taman ini disediakan kandang burung yang menyerupai miniature rumoh aceh (rumah aceh) lengkap dengan ukiran-ukirannya. Taman ini juga dilengkapi kursi untuk bersantai-santai, air mancur dan tata tanaman yang hijau, menarik ya?lebih menarik lagi, kita bisa bercengkrama dengan ratusan burung merpati ini dengan membawa makanannya seperti padi, beras ataupun roti. Jadi ngga perlu jauh-jauh ke eropa kalo ingin bercengkrama dengan banyak burung merpati. Menarik bukan?
Ayo,kunjungi Sabang sekarang!
Kita jalan ke tempat menarik lainnya di Kota Sabang.
Jumat, 28 November 2008
Tugu KM 0
Tugu Kilometer Nol memiliki tinggi 22,5 meter dan berwarna putih. Di puncak tugu terdapat angka nol yang dipegang erat oleh burung garuda. Hal ini perlu dilakukan karena apabila tidak erat akan meletus seperti balon hijau. Tugu ini termasuk kedalam katagori wisata yang ekslusif, karena tidak semua orang bisa datang ke titik nol Indonesia, oleh karena itu wisatawan atau kamu yang datang ke tempat ini bisa mendapatkan sertifikat kenang-kenangan yang menarik hati dan bisa dibanggakan kepada teman-temanmu.^-^
Sertifikat 0 Km Indonesia
Ayo,kunjungi Sabang sekarang!
Kita jalan ke tempat menarik lainnya di Kota Sabang.
Sejarah Nama Sabang dan Pulau Weh
Sekitar tahun 301 sebelum Masehi, seorang Ahli bumi Yunani, Ptolomacus berlayar ke arah timur dan berlabuh di sebuah pulau tak terkenal di mulut selat Malaka, pulah Weh! Kemudian dia menyebut dan memperkenalkan pulau tersebut sebagai Pulau Emas di peta para pelaut.
Pada abad ke 12, Sinbad mengadakan pelayaran dari Sohar, Oman, jauh mengarungi melalui rute Maldives, Pulau Kalkit (India), Sri Langka, Andaman, Nias, Weh, Penang, dan Canton (China). Sinbad berlabuh di sebuah pulau dan menamainya Pulau Emas, pulau itu yang dikenal orang sekarang dengan nama Pulau Weh.
Sedangkan Pulau Weh berasal dari kata dalam bahasa aceh, ”weh” yang artinya pindah, menurut sejarah yang beredar Pulau Weh pada mulanya merupakan satu kesatuan dengan Pulau Sumatra, karena sesuatu hal akhirnya Pulau Weh, me-weh-kan diri ke posisinya yang sekarang. Makanya pulau ini diberi nama Pulau Weh.
Ada cerita yang aku dengar dari temanku, Radzie yang mendengar dari warga di Gampong Pie Ulee Lheueh, Pulau Weh sebelumnya bersambung dengan Ulee Lheue. Ulee Lheue di Banda Aceh sebenarnya adalah Ulee Lheueh (yang terlepas). Beredar kabar juga Gunung berapi yang meletus dan menyebabkan kawasan ini terpisah. Seperti halnya Pulau Jawa dan Sumatera dulu, yang terpisah akibat Krakatau meletus.
Menurut teman-teman yang berasal dari luar nanggroe (LN), pulau weh terkenal dengan pulau we tanpa h. ada yang berfikiran kalau pulau weh diberi nama pulau we karena bentuknya seperti huruf W. hah?!!kamu juga berpikir seperti itu?ngga salah juga sech.
Yang paling penting bagi sejarah Pulau Weh adalah sejak adanya pelabuhan di Kota Sabang. Sekitar tahun 1900, Sabang adalah sebuah desa nelayan dengan pelabuhan dan iklim yang baik. Kemudian belanda membangun depot batubara di sana, pelabuhan diperdalam, mendayagunakan dataran, sehingga tempat yang bisa menampung 25.000 ton batubara telah terbangun. Kapal Uap, kapal laut yang digerakkan oleh batubara, dari banyak negara, singgah untuk mengambil batubara, air segar dan fasilitas-fasilitas yang ada lainnya, hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya bangunan-bangunan peninggalan Belanda. Sebelum Perang Dunia II, pelabuhan Sabang sangat penting dibanding Singapura. Namun, di saat Kapal laut bertenaga diesel digunakan, maka Singapura menjadi lebih dibutuhkan, dan Sabang pun mulai dilupakan.
Pada tahun 1970, pemerintahan Republik Indonesia merencanakan untuk mengembangkan Sabang di berbagai aspek, termasuk perikanan, industri, perdagangan dan lainnya. Pelabuhan Sabang sendiri akhirnya menjadi pelabuhan bebas dan menjadi salah satu pelabuhan terpenting di Indonesia. Tetapi akhirnya ditutup pada tahun 1986 dengan alasan menjadi daerah yang rawan untuk penyelundupan barang.
Jendral Besar VOC, JP.Coen ketika di Sabang
Kita jalan ke tempat menarik lainnya di Kota Sabang.